Metaverse merupakan dunia digital adalah masa depan masyarakat seluruh semesta yang saat ini sedang banyak diperbincangkan. Berbagai pernyataan menuai pro dan kontra mengenai keberadaannya, tetapi semuanya mengaku prihatin, mengapa demikian?
Bagi Anda yang baru saja mengenalnya, secara singkat Metaverse adalah kehidupan nyata tetapi berada di alam virtual. Paling mudah memahaminya adalah melihat Film The Matrix, konsepnya tidak jauh dari sana.
Jadi, penduduknya bisa bermain, berinteraksi, jual-beli, hingga membangun semua yang diinginkan seperti halnya di dunia nyata. Jadi, dalam perjalanannya setiap orang bisa menjadi avatar dalam semesta ini.
Pemicu Metaverse Merupakan Dunia Digital
Salah satu pemicu hadirnya, dunia virtual ini adalah Augmented Reality. Dimana, penggunanya merasakan semuanya terasa nyata. Perkembangan pertama melalui video game, dan terus berkembang ke berbagai segmen.
Pemicu selanjutnya adalah Facebook yang mengubah dirinya menjadi meta. Dimana mereka akan fokus menggarap segmen ini. Kondisi tersebut membuat semua orang, mulai penasaran dan ingin melihat apa lagi setelah ini?
Masih segar dalam ingatan ketika media sosial masih seperti freindster atau mig33. Marck Zuckernberg hadir dengan facebook yang menjadi inisiator lahirnya berbagai medsos hingga sekarang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan.
Kondisi tersebut didukung dari kenyataan mengenai para investor yang mendukung keberadaan metaverse merupakan dunia digital. Mereka meyakini, dunia nyata ini sudah penuh sesak dengan manusia, sehingga iklim investasi menjadi sulit.
Kondisi seperti ini, membuat bumi semakin memburuk selain itu, iklim investasi di bidang tertentu juga berkurang. tidak heran bila konsep virtual begitu diminati, karena lahan tidak akan pernah habis.
Jika, Anda adalah pemain dari minecraft, maka konsep yang akan terjadi tidak jauh berbeda. Pada dasarnya, kondisi tersebut memang menyenangkan. Karena, semua tampak nyata, hanya saja, beberapa pakar mengaku takut.
Apalagi, dunia bisnis sudah masuk. Bukan tidak mungkin konsepnya jauh lebih hebat dibandingkan hari ini. Keuntungan di dunia digital membuat para investor pasti bertindak lebih lagi dan tidak terkendali.
Ketakutan akan penyalahgunaan data ada di depan mata. Keadaan itu sebenarnya wajar saja, karena, untuk masuk ke dalam akun pasti harus pengenalan wajah atau identitas terlebih dulu.
Metaverse Merupakan Dunia Digital yang Berbahaya
Dari kenyataan tersebut, membuat beberapa pakar merasa keberadaannya begitu menakutkan. Data yang tercuri kalau disalahgunakan bisa berakibat fatal. Selain itu, pertarungan bisnis pasti juga terjadi disana.
Karena, dunia digital pertarungan ini pasti lebih brutal. Jika, tidak merusak otak manusia, maka kondisinya baik-baik saja. Tetapi, kalau sebaliknya? Bisa jadi, keadaan ini merupakan pembunuhan masal secara perlahan.
Selain itu, ketimpangan antara si kaya dan miskin akan terasa sekali. Keadaan tersebut membuat seluruh negeri akan semakin kacau, oleh karena itu harus dipelajari terlebih dulu. Bagaimana penerapan teknologi kedepannya.
Kenyataan lainnya, manusia jadi malas untuk bekerja di dunia nyata. Mereka lebih senang bekerja dalam dunia virtual yang lebih nyaman. Apalagi, kalau hasilnya bisa dirasakan langsung.
Walaupun hanya sebuah film, namun apa yang disampaikan dan disajikan bisa jadi kenyataan. Apalagi, dengan mereka yang haus akan kekuasaan dan harta, hal ini akan mengancam peradaban manusia
Oleh karena itu, bisa dipertimbangkan lebih baik lagi mengenai metaverse ini. Walau pada akhirnya cukup bagus untuk generasi berikutnya, apalagi kondisi pandemi yang diperkirakan akan terus hadir.
Maka, solusi dengan hadirnya dunia Augmented Reality seperti ini harus dikerjakan dengan lebih serius dan hati-hati. Agar rasa khawatir dari berbagai pakar mengenai konsep tersebut tidak terjadi begitu saja.
Perlu diketahui, sekarang beberapa negara sudah mulai mengembangkannya. Metaverse merupakan dunia digital dimana semua orang sudah mulai meliriknya, mulai dari Amerika hingga kabar terakhir Korea Selatan.